demi sepetak tanah?

saling bertatapan tapi tak bicara. sepertinya sedang menyiapkan senjata untuk sengaja diluncurkan saat salah satunya lelah. baru sadar, ini seperti perang virtual. atas dasar apa ini bermula? entahlah
nuklir, dinamit, granat semuanya telah dipersiapkan terperinci dan rapi.
untuk apa semua ini berlangsung secara tiba-tiba atas dasar yang tidak jelas?
perebutan wilayah kekuasaan?
atau- tanah kosong lebih tepatnya?
apakah benar-benar ingin memperjuangkan sepetak tanah kosong yang mengering untuk bisa lebih diberdayakan. ataukah---hanya demi gengsi semata- hanya--- demi harga diri.
bahwa kalah adalah sebuah penghinaan. dan penghinaan adalah sebuah penderitaan
mental kerupuk-- ya, benar-benar disayangkan apabila alasan terjadinya ini semua hanya karena itu.
apabila itu benar, tak perlu lah berperang, tak perlu- sungguh.
ambil saja sepetak tanah kosong itu.
kalaupun aku bisa memiliki, aku akan membiarkannya tanpa pemilik.
karena sungguh. sepetak tanah kosong ini terlalu berharga untuk kumiliki sendiri

NDSD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar