Braindumps : What the things I do to stay sane.



Hey it’s been a decade ! ( waw mulai lebay ) memanglah~ it’s been a long time tidak menulis lagi. Entah apa yang menghalangi, aku juga tidak tau. Beberapa tahun belakangan ini mulai merasa ada yang hilang tanpa tahu apa yang ingin ditemukan. Kayak autopilot aja hidup ini, no purpose, no pressure,no direction -  Karena gak jelas maunya apa, ingin melakukan apa, semuanya berasa clutter, sesak dan tentu saja tidak menyenangkan. Ya gimana coy, gimanapun nyimpen sampah itu gaenak, ntar busuk. Nah masalahnya kalo sampah yang keliatan like : literally sampah, you just found it lalu membuangnya di tempat yang seharusnya, atau- kalo kamu bijak, akan melakukan tiga langkah bijak reuse-reduce-recycle. Lha tapi kalo sampahnya invisible? Or you don’t even know what the things that you called : sampah because it’s only in ur head so what would you do with that?
Perlu waktu lama untuk aku menyadari sampah – sampah yang ada di hatiku ( elah ) , di kepalaku dan semua pikiran yang melompat – lompat meminta jawaban. Dari beberapa buku, literature, channel youtube yang aku baca mereka bilang memang sadly kamu gak bisa mengatur pikiran. Mereka diibaratkan seperti monyet yang melompat – lompat. Berisik. Mungkin inilah ‘berisik di kepala’ yang dimaksud si idola anak muda masa kini – Baskara – di lirik “Belum Tidur”-nya dengan Sal Priadi.
Mundur ke belakang, perilaku semacam ini memang bukan sekali dua kali mendatangi aku, bahkan manusia memang cenderung untuk mempertanyakan eksistensinya dari zaman Yunani kuno, inilah yang mendasari para Filsuf- filsuf menerapkan Stoicisme. Jadi kalo kamu mulai mempertanyakan hidupmu , aku ini apa – aku mau ngapain ? itu adalah hal yang wajar dan manusiawi. Masalahnya dengan pertanyaan – pertanyaan seperti ini kita kadang tenggelam dan jadi ruwet sendiri. HAHAHAHAHA kayak aku.
Feeling lost is good. Aku gak akan bilang ini sebagai toxic positivity yah, but I really mean that. When you lost yourself, you will eventually found yourself at the same time. Paradox ya ? Maksudku adalah saat kamu berpikir sedang ‘hilang’ limbung dan tidak tau akan melakukan apa, saat itu kamu akan mulai mencari hal yang kamu suka, hal yang kamu bisa lakukan to make you happy,to make you  feel content. And there you are you will found yourself ! tentunya ini proses yang gak sekali jalan kek naik angkot. Because you will never reach your destination. As you think you’ve arrived at your destination, you will face another journey. Gimana ? aku udah keliatan pinter belom haha.
When this big-benang ruwet- mulai berisik di kepala, apa yang biasanya aku lakukan?

-          Beberes adalah jalan ninjaku
Hidup jauh dari orang tua selama hampir 9 tahun, eh 10 tahun deng. Memberiku satu pelajaran fundamental, nobody would like to clean your mess ! unless yourself. Kesadaran ini datang darimana? Back to 2011 pas pertama kali ngekos, ngatur hidup sendiri, sesederhana melakukan apapun sendiri, begitu juga urusan cuci piring. Kalo di rumah aku lupa cuci piring, besok itu piring bakalan bersih sendiri. Yup that’s because my mom being a Genie, clean every single things including the mess that I made. Well, it takes me a loooonggg way to change my mind from – ah ntaran ah to - I need to do this! Selama aku berprogres, ternyata aku mulai menyukai kegiatan beberes ini. Apa yang aku lakukan ini seperti manifestasi menata dan mengorganisasikan pikiranku. Saat aku melihat apapun di depan mataku rapi, terorganisasi, itu memudahkan aku untuk mencari barang – barang, di dalam dimensi pemikiran, ini memudahkan aku untuk berpikir. That ‘benang ruwet’ di kepala pelan-pelan getting looser, ya meskipun masih ruwet. But it’s getting better eventually. So saat aku mulai merasa kok hidupku berantakan ya, then I started to looking around at my room, and trying to clean up the mess there. Ternyata dari sisi saintifik, kegiatan bersih – bersih atau beberes ini dapat mengurangi tingkat stress dan kegelisahan seseorang, ini diungkapkan oleh Darby Saxbe, seorang asisten profesor Psikologi di University of Southern California. Kadang aku berpikir dengan passionku ini, apa tida sebaiknya aku daftar jadi mitra GoClean saja untuk menambah passive income?

-          Pampering myself
For those who ever said that : ‘ngapain sih cewe – cewe ngabisin waktu di salon berjam-jam, gak bosen apa?’ sebaiknya mulai mencoba satu hal yang dasar saja : creambath. Ya Allah, Allohu akbar kalo lagi pusing kepala- bosen- tidak tau mau ngapain, creambath adalah satu cara praktis untuk merasa lebih baik. Cobalah untuk mulai pampering yourself biasanya aku bakalan bikin satu rangkaian untuk ‘merawat diriku’ seharian. It all started with hair routines, skincare routines, and ended up with Body Massage dan tentu saja tidur. Hewhewhew. Dengan pampering myself biasanya aku menemukan hal – hal yang selama ini teralihkan, misalnya aku mulai tau bagian tubuhku yang berasa aneh, and I started to check em up untuk meminimalisir hal – hal yang mungkin bisa memburuk. Selain itu, ini juga jadi salah satu cara untuk mencintai diri sendiri right? Cause somebody said that Ones who can not love themselves can not love others. Self love isn’t selfish. Ya karena selfish adalah menjual ikan. Sell- fish-. Hehe.

-          Journaling
Aku baru menyadari juga, aku menyukai jurnaling, kenapa aku bisa klaim diriku seperti ini ? karena jurnaling terus aku lakukan selama hampir 15 tahun. Ya mulai sekitaran SMP if I’m not mistaken. Selama aku melakukan jurnaling, banyak shifting fungsi yang terjadi dari jurnal itu sendiri, seperti hanya sebatas catatan tugas, catatan hal – hal yang aku lakukan hingga catatan tentang ide – inspirasi – bahkan keresahan. Di 2019 aku berhenti jurnaling, meskipun tetap punya semacam catatan, tapi I’d say that’s not my journal. Taking into consideration to 2019’s resolution which is “ No Resolution “ maka termasuk jurnaling- aku lepaskan juga. Dengan harapan aku bisa fully go with the flow of 2019’ stream. Dan tentu saja hasilnya. Adalah. Fail. Dari sini aku mengetahui bahwa diriku bukan tipe orang yang tenang – tenang saja untuk melakukan what’s so called go with the flow. Ya aku akui, mungkin caranya salah dan a little bit extreme, harusnya go with the flow juga bukan berarti tanpa perencanaan sama sekali dong ya. Maka di 2020 I start again my journaling revolution ( ceilah ) in a more serious way. And I found something interesting for you to check on. I found a nice method by Ryder Caroll called Bullet Journaling, atau biasa disebut ‘The Bujo Method’. Secara singkat bujo method adalah cara untuk track the past, organize the present dan plan the future. Selain itu, menurut penemunya-Caroll ingin memperkenalkan satu metode analog di dunia yang digital ini, sebagai salah satu cara untuk bisa mindful dalam menentukan keputusan. Untuk aku pribadi, journaling membantuku untuk memonitor apapun yang aku lakukan, termasuk menghargai small winnings yang aku lakukan dan membuat aku merasa lebih baik. Kadang, tumbuh di lingkungan yang kompetitif membuat kita untuk keras terhadap diri sendiri dan tidak pernah menghargai apa yang pernah atau telah kita lakukan. Besides, it’s also a good way as escape mechanism from this hectic world. For those of you who curious please check : bulletjournal.com

-          Keep a living creature in my room
Sebenernya pengen banget punya peliharaan, apalagi kucing. Who doesn’t love cats right? Tapi karena keterbatasan tempat tinggal, maka aku harus puas dengan memelihara stray cat yang datang dan pergi begitu saja sesuka hatinya ( wow it’s rhyming ). Sempet pelihara kucing di kosan dulu, namanya Tom tapi kesian karena itu kucing harusnya di tempat ber AC tapi malah kusiksa dengan diam di kosan ku yang super hot di surabaya. Then I give up and let my sister to take care of Tom di Malang, dengan harapan dia mendapat kehidupan yang lebih baik. Dan ternyata Tom dicuri orang dong hikshiks, poor Tom. Ya semoga dia mendapatkan tempat yang lebih baik. At least cooler place to live. Menyadari bahwa memelihara hewan tidak mungkin dilakukan, maka aku switch memutuskan untuk memelihara tanaman. I know I’m bad at nurturing jadilah memutuskan untuk membeli tanaman yang membutuhkan tingkat nurturing paling minimal. Yup guess what? Aku memilih kaktus. Ya siapa sih yang gak bisa melihara kaktus? Demikian pikirku. As it turns out – I am. Kaktusnya busuk aja dooongg. Jujur tragedi kaktus ini sempat membuat self-esteemku turun drastis. Ya Alloh masa ngurusin kaktus aja ga bener sih am I that bad to nurture something? Bagaimana aku bisa memelihara sesuatu yang lebih fundamental kalo ngurusin kaktus aja busuk ? Ternyata emang susah ey ngurusin kaktus. Akhirnya aku beralih untuk ngurusin sirih gading yang aku petik dari salah satu taman kota ( am sorry ) aku masih inget metik sekitar 3 pucuk daun dan sekarang daunnya tumbuh jadi 10 awwwww so happy. That feeling when you wake up in the morning and know the new leaf appears,ugh. I think I know what the things I shud add on my retirement plan.

-          When I want to be a Potato, just let it be
Pernah gak sih merasa just dont want to do anything, just wanna lay in my bed – kayak Bruno mars bilang. Kadang aku pun merasa demikian, kayak haduh gak pengen ngapa-ngapain instead, I just want to rebahan, looking at my ceiling, doing nothing, just breathe, and be potato di pojokan. Dulu aku merasa: ini kemalasan sedang datang we have to fight it ! no no we have to be productive that voice appear on my head dan rasanya semacam kebakaran di otakku. I become more anxious, berantakan, dan ujungnya bad mood. As far as I know, when I want to be potato I just let it be. Ada satu quotes yang mungkin related nih: it’s easy to win but it’s hard to maintain the winning. Menurutku dengan tidak melakukan apa – apa ini bisa menjadi sarana rehat, berhenti sebentar, lalu bisa melakukan perjalanan kembali. It’s all about the journey right? Di salah satu artikel yang aku baca, HR mulai mencari orang – orang yang lebih bisa bertahan ( high resilient ) rather than orang – orang yang ambisius ( high achiever ) We clearly need the kind of person who be able to withstand or recover quickly after facing a difficult condition. Dengan kata lain gampang bangkit lagi kalo jatoh. ( which btw one of the skills that I need to master right now huhu ) Dengan being a potato memberi ruang diriku untuk tidak melakukan apapun dan it’s okay.

-          Calling out my support systems
Everybody tend to feel lonely. Untuk merasa kesepian tidak harus sendirian, kadang saat ramai justru malah berasa sepi, memang kesepian bukan masalah kuantitas orang di sekeliling kita. Tapi tentang orang – orang yang punya same vibe, same muse with us. Gak banyak macam orang seperti itu. Karena kita diciptakan sangat unik hingga jarang sekali orang yang bisa punya pemikiran yang sama. To overcome my needs with this, biasanya aku menghubungi support systems, bisa dalam bentuk menanyakan kabar mereka, atau spending time with them. It could be my family, my partner or my friends. Dengan bersama mereka biasanya aku bakalan merasa grounded lagi. Merasa bersyukur memiliki orang-orang yang bisa menerima aku untuk pulang ke rumah. A home instead of a house and I could build a home everywhere.
That’s it semoga membantu memberikan inspirasi untuk stay sane in a world that might be going insane after this. At least just wanna say : you are not alone !

NDSD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar